73 Tahun : Kerja Kita Prestasi Bangsa



Merdeka!

Tak terasa negara kita berulang tahun lagi pada tahun ini. Yap, tepat pada hari ini, 17 Agustus, negara kita tercinta Indonesia telah genap berusia 73 tahun. Usia yang bisa dibilang sebenarnya cukup dewasa untuk ukuran sebuah negara yang dalam perjalanannya banyak sekali jatuh bangun demi membuat bangsa ini tumbuh menjadi lebih kuat, lebih hebat, dan lebih semangat dalam hal mengisi kemerdekaan dengan hal yang berguna.

Kebetulan, perayaan kemerdekaan pada tahun ini berdekatan dengan event Asian Games ke 18. Tentu event ini memiliki makna yang sangat besar bagi bangsa Indonesia sendiri, dimana diberi kepercayaan menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan event olahraga terbesar se-Asia tersebut. Segala penjuru Asia, mulai dari Timur Tengah, Asia Tengah, Selatan, Timur, hingga Asia Tenggara berdatangan demi mendukung negara tercinta.

Di samping itu, pada 16 Agustus kemarin Presiden Joko Widodo telah menyampaikan Nota Keuangan di hadapan DPR untuk dibahas dalam penyusunan APBN tahun 2019. Yang menarik pada pembacaan Nota Keuangan tersebut adalah rencana pemerintah yang akan menaikkan gaji para aparatur negara sebesar rata-rata 5 persen. Hal tersebut berdampak pada belanja RAPBN 2019 yang akan mencapai Rp2.439,7 triliun.

Akan tetapi, topik permasalahan pada kali ini bukan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan media sosial semakin pesat dalam kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Media sosial ini dapat mempercepat penyampaian informasi yang ada di berbagai belahan dunia. Tak terkecuali dalam bidang media massa, penggunaan media sosial bagi sebagian besar masyarakat dianggap mempermudah penyampaian informasi.

Tetapi, penggunaan media tersebut pasti ada efeknya. Hal tersebut dapat kita lihat dari yang terjadi beberapa waktu terakhir ini. Penggunaan media sosial yang sangat masif dapat membentuk opini-opini yang kadangkala tidak berdasar sehingga seringkali dapat menimbulkan kebingungan ataupun kontroversi. Seperti halnya pada kasus utang Indonesia pada beberapa waktu yang lalu, ada yang berpendapat bahwa jumlah utang yang bertambah, jika tidak dikendalikan, maka dapat menimbulkan chaos seperti yang pernah negara ini hadapi pada tahun 1998. Ada pula yang berpendapat bahwa utang Indonesia yang ada sekarang sebenarnya sudah dikendalikan secara prudent, dan utang yang ada digunakan untuk kegiatan produktif seperti pembangunan infrastruktur dan ekonomi, seperti yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Disisi lain, tahun 2018 (termasuk tahun 2019), adalah tahun-tahun politik, dimana berbagai calon kepala daerah dan calon legislatif akan dan sedang berkampanye demi menarik suara rakyat. Peran media sosial pun sangat vital dalam menyukseskan kampanye masing-masing calon, dan tak jarang pula memantik konflik panas yang berujung kebencian.

Jika menilik kedua permasalahan di atas, maka dapat kita lihat bahwa pada saat ini, penggunaan media sosial berperan aktif dalam membentuk opini masyarakat. Tetapi, kita tidak bisa serta merta menyalahkan media sosial yang ada sebagai penyebab konflik yang terkadang tak ada habisnya. Peran kita sebagai user dari media sosiallah yang sebenarnya perlu kita pahami dan koreksi, karena kita sebagai manusia memiliki akal yang diciptakan Tuhan untuk memilah yang baik dan yang buruk. Memiliki pemahaman serta rasa yang harusnya digunakan untuk meredam pertikaian yang terkadang melelahkan jiwa dan tenaga.

Untuk itu, dalam memaknai perayaan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73 ini, kiranya kita semua sadar bahwa perjuangan kita dalam mempertahankan kemerdekaan masih ada dan akan terus berjalan. Kita tidak pernah tahu masalah yang akan kita hadapi ke depan, namun apabila kita satu hati, satu jiwa, dan satu Indonesia, rasanya berbagai ancaman dapat kita redam dengan gagah dan tentunya semangat gotong royong.

Satu lagi. Mengingat penggunaan media sosial yang dapat membentuk opini masyarakat yang kadangkala tidak berdasar, maka perlu ditekankan disini bahwa dalam menyikapi suatu hal, kita perlu memahaminya secara komprehensif dan makro, sehingga dengan pengetahuan yang cukup mengenai suatu bidang, maka tiap opini kita akan mempunyai alasan yang jelas dan tidak terkesan ngawur.

Terakhir. Beberapa masalah yang dihadapi saat ini terkadang membuat kita pesimis terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Namun, seperti yang Presiden Jokowi katakan, yang terpenting adalah kerja, kerja, dan kerja. Masalah memang akan selalu ada, yang terpenting kita menyikapi masalah tersebut dengan optimis, tentunya optimis yang rasional, karena optimis tanpa menyadari realita yang ada sama saja tidak ada gunanya.

Mungkin hanya sekian yang dapat saya sampaikan dalam memaknai hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73 ini. Jangan lupa mari kita sukseskan perhelatan Asian Games ke-18 yang akan berlangsung mulai 18 Agustus-2 September. Apapun masalah yang ada, jangan sampai memecah persatuan yang ada dan ingatlah, bahwa kita adalah satu, bangsa Indonesia.

Siapa kita? Indonesia!