Pengendalian internal |
Hai semua! Bertemu lagi di blog
yang nggak ada matinya, Danny’s Space! Lama tidak posting tentang akuntansi,
sekarang saya mau mulai lagi dengan hal yang sederhana, namun sebenarnya sangat
penting dalam dunia akuntansi. Ada yang tahu tentang pengendalian internal?
Yap, pengendalian internal ini peranannya sangat penting dalam dunia akuntansi,
karena dengan menerapkan pengendalian internal yang efektif, proses yang
dijalani akan lebih teratur dan tentunya menghindarkan kita dari hal-hal yang
tidak diinginkan. Penasaran seperti apa pengendalian internal itu? Yuk kita
lihat bersama-sama!
Tentu kita sudah tahu, dalam
akuntansi kita mengenal yang namanya siklus akuntansi. Dan salah satu bagian
siklus yang kita ketahui, yaitu penjurnalan (bisa dalam bentuk jurnal umum,
jurnal khusus, jurnal penyesuaian ataupun jurnal lainnya) merupakan bagian
siklus yang cukup penting karena mulai dari sini (tentunya setelah analisis
transaksi), transaksi-transaksi yang terjadi dimasukkan kedalam jurnal.
Dan tentu kalian juga tahu,
sebagian besar transaksi yang terjadi melibatkan kas di dalamnya. Nah, karena
akun kas merupakan akun yang sangat likuid dalam daftar akun, maka penggunaan
dari kas ini sangat riskan untuk disalahgunakan. Jika hal itu terjadi, maka
akan menimbulkan fraud (kecurangan)
yang dilakukan oleh oknum-oknum yang berkepentingan. Oleh karena itu, perlu
diadakan suatu pengendalian agar penggunaan kas ini dapat terkendali
sebagaimana mestinya. Sebenarnya dalam hal ini bukan hanya kas saja, bisa
mencakup seluruh aset perusahaan, namun karena kas merupakan aset yang paling
riskan untuk disalahgunakan, maka kas merupakan fokus utama dalam hal ini.
Pengendalian internal merupakan
hal yang tepat dalam mengatasi masalah ini. Pada dasarnya, pengendalian
internal mempunyai 5 poin seperti di bawah ini:
1. Kontrol lingkungan. Merupakan tanggung
jawab bersama untuk memastikan bahwa suatu organisasi atau perusahaan memiliki
integritas dan tentu saja perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji tidak dapat
ditolerir.
2. Penilaian risiko. Perusahaan harus
mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal yang berisiko dan mencari cara untuk
mengatur hal tersebut.
3. Kontrol aktivitas. Untuk mengurangi
tingkat kejadian suatu fraud
(kecurangan), manajemen harus membuat suatu aturan atau prosedur untuk menjabarkan
risiko yang mungkin dialami oleh perusahaan.
4. Informasi dan komunikasi. Pengendalian
internal harus mencakup semua informasi penting dalam perusahaan, baik antara
bawahan maupu atasan.
5. Pengawasan. Sistem pengendalian
internal harus diawasi secara berkala untuk memastikan bahwa sistem telah
berjalan dengan baik.
Nah, setelah kamu tahu cakupan
dari pengendalian internal itu sendiri, sekarang kita lihat prinsip dari
pengendalian internal itu sendiri. Menurut Buku Financial Accounting edisi 3e karya Kieso dkk, terdapat 6 prinsip
dalam mengontrol aktivitas suatu perusahaan, yaitu:
a. Pembentukan tanggung jawab. Kontrol
akan lebih baik jika hanya satu orang saja yang bertanggung jawab terhadap satu
tugas. Dengan begitu kita dapat dengan mudah mengidentifikasi rangkaian
kegiatan karena dalam suatu kegiatan, tugas-tugas spesifik telah diberikan
kepada orang-orang yang memang hanya bertanggung jawab terhadap tugas yang
diembannya.
b. Pembagian tugas. Berhubungan dengan
prinsip pertama yaitu pembentukan tanggung jawab, pembagian tugas dilakukan
agar dapat meminimalisir fraud yang
dapat terjadi. Seperti contoh, dalam supermarket, dalam menerima uang (kasir),
mencatat uang, dan yang menyimpan uang haruslah orang yang berbeda, karena
apabila ketiga hal tersebut dikerjakan oleh satu orang saja, maka kemungkinan
terjadinya fraud sangat besar terjadi.
c. Pendokumentasian. Bukti transaksi
merupakan dasar dalam penjurnalan. Oleh karena itu, bukti-bukti ini harus
didokumentasikan dengan baik. Salah satu caranya dapat menggunakan prenumbered documents, agar bukti
transaksi dapat dientri kedalam jurnal dengan runtut. Selain itu, karyawan juga
harus segera meneruskan bukti transaksi yang ia terima ke bagian accounting untuk segera dientri dan
disimpan untuk kepentingan lainnya.
d. Kontrol fisik. Kontrol fisik merupakan
kebutuhan yang mendasar jika kita ingin menghindari fraud. Sebagai contoh, komputer yang diberikan password atau
fasilitas fingerprint, atau penggunaan alarm merupakan beberapa metode yang
cocok jika kita tidak menginginkan terjadinya fraud dalam suatu perusahaan.
e. Verifikasi internal secara mandiri. Dengan
adanya pembagian tugas tadi, diharapkan para karyawan dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, salah satunya adalah dengan melakukan verifikasi atau pemeriksaan internal
secara mandiri dan melaporkan ketidaksesuaian kepada pihak manajemen.
f. Kontrol
sumber daya manusia. Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk yang butuh
istirahat. Oleh karena itu, sudah semestinya karyawan diberikan waktu libur
untuk penyegaran. Selain itu, rotasi tugas juga dapat dilakukan untuk
menyegarkan karyawan dari tugas yang ‘itu-‘itu’ saja.
Nah, bagaimana? Sudah lebih mengerti mengenai
pengendalian internal bukan. Tentu, sistem ini tidak akan berjalan dengan baik
apabila tidak didukung oleh semua pihak. Sekian materi yang dapat saya berikan
hari ini, semoga bermanfaat. Apabila ada yang kurang dimengerti, silakan
tanyakan di kolom komentar. Sampai jumpa!
Emoticon